LANDAK – Calon Gubernur Kalimantan Barat, nomor urut 2, dr Karolin Margret Natasa akan membuat kebijakan pengembangan industri hulu dan hilir pertanian serta perkebunan dengan menciptakan iklim investasi yang baik.
“Tentu hal ini bisa kita lakukan jika masyarakat memberikan dukungannya kepada saya dan Pak Gidot untuk memimpin Kalbar ke depan. Kami tidak ingin menawarkan janji, tapi kami ingin memberikan solusi,” kata Karolin di Ngabang, Jumat (20/4).
Menurutnya, untuk memaksimalkan potensi pertanian dan perkebunan, perlu dikembangkan dengan mengolah hasil tersebut menjadi produk jadi, sehingga menambah nilai ekonomi bagi masyarakat.
Menciptakan produk jadi tersebut, katanya, perlu dilakukan industri hulu dan hilir dari hasil pertanian dan perkebunan masyarakat, sehingga ke depan Kalbar tidak hanya menjadi daerah penyuplay bahan mentah, namun bahan setangah jadi atau bahan jadi bagi masyarakat.
“Ini yang akan kita dorong nantinya, karena selama ini kita tahu betul, pembangunan indsutri di Kalbar belum bisa maksimal. Untuk mewujudkan hal ini, memang bukan hal yang mudah, perlu kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat itu sendiri,” tuturnya.
Cagub perempuan yang sudah paham dengan kondisi masyarakat di Kalbar itu mengatakan, Indonesia merupakan negara agraris, dimana sekitar empat puluh persen dari penduduknya menggantungkan hidup dari hasil pertanian.
Kalimantan Barat, juga memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat di antaranya adalah padi, jagung, kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan di antaranya adalah karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun kelapa sawit sampai Oktober 2012 sudah mencapai 1.060.000 ha.
“Salah satu dukungan sektor pertanian kepada sektor pengembangan industri hasil pertanian (agroindustri) diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan memperluas penciptaan lapangan kerja. Selain itu, agroindustri akan menjadikan produk pertanian lebih beragam kegunaannya,” ujar Karolin.
Oleh karena itu, lanjutnya, pengolahan produk pertanian perlu dilakukan oleh semua pihak, agar nilai tambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah dan nasional, dan dapat berperan bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan pertumbuhan ekonomi yang besar, tentu saja berdampak bagi peningkatan lapangan usaha dan pendapatan masyarakat yang muara akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan,” pungkasnya.