Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat tahun 2018 diperkilakan tumbuh 5,0-5.4 persen (yoy), lebih tinggi dibandlngkan proyeksi pertumbuhan kumulatif tahun 2017 yang berada dalam rentang 4,8-5,2% (yoy). Peningkatan ini antara Iain didorong oleh peningkatan kinerja pada konsumsi pemerintah, konsumsi LNPRT dan investasi. Dari sisl penawaran, peningkatan kinerja Iapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan akan mendukung kinerja ekonomi Kalimantan Barat tahun 2018.
Konsumsi Pemerlntah diperkirakan naik didukung membaiknya pendapatan daerah. Kenaikan tersebut diperkirakan dari kisaran 5,60-6,00% (yoy) pada 2017 menjadi 9,10-9,50 persen (yoy). Kenaikan pertumbuhan konsumsi Pemerintah Daerah didorong oleh perbaikan pendapatan asli daerah sejalan dengan kinerja ekspor yang didukung tren peningkatan harga komoditas di tahun 2018. Selain pengeluaran Hskal daerah, perbaikan juga terjadi pada pengeluaran fiskal pusat di daerah. Anggaran belanja Pemerintah Pusat di daerah melalui Kementerian dan Lembaga juga diperkirakan mengalami peningkatan, sebagaimana telah ditetapkan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018. Dalam APBN 2018, komponen belanja ditetapkan sebesar Rp2.204,4 triliun, meningkat dari APBN Perubahan (APBNP) 2017 yang sebesar Rp2.133,3 triliun.
Kinerja investasi diperkirakan dapat bertumbuh sepanjang 2018 hingga secara kumulatif mencapai 6,7-7,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan proyeksi kumulatif 2017 yang berkisar pada 2,7-3,1% (yoy). Masih berjalannya beberapa proyek yang menjadi fokus pernerintah di Kalimantan Barat pada 2018 akan mendorong investasi, khususnya di investasi fisik. Beberapa proyek tersebut antara lain: (1) Pengembangan Pelabuhan Kijing, (2) Kawasan lndustri Prioritas Landak, (3) Kawasan lndustri Prioritas Ketapang, (4) Proyek Pembangunan Smelter Ketapang, dan (5) Proyek Food Estate Pertanian dan Kelautan. Lebih lanjut, akan dimulainya pembangunan beberapa proyek swasta di tahun 2018 sepem’ fasilitas pengolahan dan pemurnian bauksit PT. Dinamika Sejahtera Mandiri di Kabupaten Sanggau dan pembangunan kawasan real estate PT. Kurnia Jaya Raya di Kabupaten Kubu Raya diperkirakan akan menopang laju pertumbuhan investasi sepanjang 2018.
Meskipun masih berada pada level yang tinggi, namun ekspor diproyeksi tumbuh melambat. Ekspor tumbuh melambat menjadi 35,90-36,30% (yoy) dari sebelumnya diproyeksikan tumbuh 49,20-49,60% (yoy). Perlambatan kinerja ekspor diperkirakan akan berasal dari tertahannya aktivitas di sektor pertanian, utamanya perkebunan akibat penurunan produksi CPO dan karet sehingga berdampak pada ekspor kedua komodltas tersebut. Namun demikian, perbaikan kondisi perekonomian dunia dari proyeksi tahun 2017 sebesar 3,60% (yoy) menjadi 3,70% (yoy) pada 2018 diperkirakan dapat menahan perlambatan lebih jauh terhadap kinerja ekspor Kalimantan Barat. Kinerja ekspor mineral bauksit berpotensi meningkat, seiring meningkatnya permintaan alumunium dari Tiongkok hingga 6% guna memenuhi kebutuhan domestiknya pada 2018. Hal tersebut sejalan dengan proyeksi harga alumunlum dunia yang diperkirakan cenderung membaik di sepanjang 2018. Lebih lanjut, pemerintah juga telah menambah kuota ekspor bauksit di Kalimantan Barat hingga 3,25juta ton pada tahun 2018.
Percepatan pembangunan dan dorongan ekspor membuat kebutuhan lmpor meningkat sehingga menahan pertumbuhan. lmpor tahun 2018 diperkirakan mengalami pertumbuhan positif pada rentang 7,3-7,7% (yoy), meningkat dibandingkan 2017 yang diproyeksikan mengalami terkontraksi pada kisaran (1,3)-(0,9)% (y0y). Peningkatan impor sejalan dengan meningkatnya dari kebutuhan barang modal untuk investasi dan bahan baku untuk produksi komoditas, seperti pupuk dan bahan penolong olahan mineral.
Secara lapangan usaha, pertambangan serta industri pengolahan diperkirakan tumbuh menguat. Proyeksi pertumbuhan masing-masing Iapangan usaha berada pada rentang 12,30-12,70% (yoy) dan 5,90-6,30% (yoy) pada 2018. Pada 2017, kedua Iapangan usaha tersebut masing-masing diproyeksikan mengalami pertumbuhan sebesar -0,70 – -0,30% (yoy) dan 2,70-3,10 persen (yoy) di tahun 2017. Perbaikan aktivitas Iapangan usaha pertambangan diperkirakan berasal dari komoditas bauksit yang dipicu oleh meningkatnya permintaan bauksit sebagai bahan baku aluminium dari Tiongkok. Seianjutnya, peningkatan aktivitas penambangan bauksit ini juga akan meningkatkan kinerja lapangan usaha industri pengolahan seiring dengan perkiraan peningkatan kapasitas industri smeiter alumina di Kaiimantan Barat di tahun 2018.
Di sisi lain, perlambatan konsumsi masyarakat diperkirakan masih berlanjut pada tahun 2018. Konsumsi masyarakat diperkirakan hanya tumbuh pada kisaran 3,80%-4,20% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang diproyeksikan sebesar 4,304,7096 (yoy). Berdasarkan hasii Survei Konsumen Oktober 2017, diketahui bahwa tren penurunan konsumsi masyarakat masih akan terjadi setidaknya hingga triwulan l 2018. Perlambatan konsumsi masyarakat ini dapat menjad’ faktor penghambat bagi pertumbuhan lebih tinggi bagi lapangan usaha perdagangan di tahun 2018. Namun demikian meningkatnya Upah Minimum Regional (UMR) Kalimantan Barat tahun 2018 menjadi Rp2.046.900,dari sebelumnya Rp1.882.900,pada 2017 berpotensi untuk mampu menahan periambatan konsumsi masyarakat.
Sumber : Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Propinsi Kalimantan Barat November 2017, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar