Perekonomian pada triwulan I diperkirakan tumbuh terbatas, sebagai dampak terbatasnya perturnbuhan ekspor serta konsumsi rumah tangga. Perekonomian diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,5 -4,9 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2017 yang diproyeksikan tumbuh 5,3-5,7 % (yoy).
Faktor pendorong perekonomian di triwulan I 2018 diperkirakan berasal dari konsumsi LNPRT yang melanjutkan penumbuhan yang diproyeksikan berada pada kisaran 10,0-10,4% (yoy) pada triwulan IV 2017 menjadi 11,742,196. Pendorong pertumbuhan konsumsi LNPRT pada triwulan I 2018 hingga triwulan II 2018 akan terkait dengan semakin meningkatnya aktivitas persiapan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) serentak di beberapa wilayah di Kalimantan Barat pada tahun 2018.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga relatif melemah sebagaimana pola historisnya pada awal tahun. Konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2018 diperkirakan tumbuh 3,6-4,0% (yoy), atau lebih rendah dlbandingkan triwulan IV 2017 yang diproyeksikan sebesar 4,6-5,0% (yoy). Beberapa faktor yang disinyalir menahan konsumsi masyarakat di awal tahun, antara lain akibat kenaikan harga rokok yang akan kembali mengalami kenaikan harga di awal tahun 2018 akibat kenaikan cukai sekitar 10%. DI sisi lam, rencana pemerintah untuk tidak melakukan penyesuaian tarif Iistrik, bahan bakar minyak dan bahan bakan rumah tangga (gas elpiji) pada 2018 akan melonggarkan tekanan pada sisi konsumsi rumah tangga.
Dari sisi lapangan usaha, kenaikan diperkirakan akan didorong oleh perbaikan kinerja Iapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan. Membaiknya kinerja lapangan usaha pertambangan diperkirakan berasal dari komoditas bauksit yang dipicu oleh meningkatnya permintaan bauksit sebagai bahan baku atumimum dari Tlongkok. Meningkatnya kinerja lapangan usaha industri pengolahan terjadi semng dengan perkiraan peningkatan kapasitas industri smelter alumina di Kalimantan Barat di tahun 2018. Sementara itu, melambatnya kinerja sektor pertanian yang disebabkan oleh musim tanam baru diperklrakan akan menahan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Sumber : Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Propinsi Kalimantan Barat November 2017, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar