Sambas, iniborneo.com – Bupati Kabupaten Sambas, H. Satono menyampaikan, perlunya intervensi bersama untuk mencegah dan mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Sambas. Salah satunya adalah melalui peran Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).
“Saya yakin dengan kolaborasi sinergitas yang luar biasa pada hari ini, bersama BKKBN, DP3AP2KB dan TP PKK. Mudah mudahan program yang digulirkan, program strategis untuk menuntaskan Stunting di Kabupaten Sambas yang melibatkan ibu-ibu ini, akan mudah tercapai,” ungkap Satono didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Sambas, Hj. Yunisa saat membuka kegiatan “Cegah Stunting Melalui Peran Kader TP PKK Kabupaten Sambas” di Desa Pipit Teja, Selasa (29/3).
Selain kader PKK, tambahnya, peran serta tokoh masyarakat dan tokoh agama juga memegang peranan strategis untuk menyukseskan program ini.
“Saya berpesan kemarin dalam percepatan penurunan Stunting, libatkan tokoh agama, buat khotbah Jum’at di masjid atau khotbah Minggu sampaikan di gereja, pura, kelenteng dan vihara. Sampaikan kepada umat bagaimana strategi kita mencegah agar generasi kedepan tidak lahir Stunting,” ungkap Satono.
Menurut Satono, memang data stunting di Kabupaten Sambas terbilang tinggi, yakni 32,03 persen. Sehingga dalam penanganannya, perlu melibatkan semua pihak termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat di samping ibu-ibu PKK. Dan ia yakin percepatan penurunan stunting dapat terwujud dengan kolaborasi semua pihak.
“Saya yakin angka Stunting di Kabupaten Sambas dapat diturunkan dengan kita intervensi bersama pemerintah daerah kabupaten Sambas melalui dinas instansi terkait, TP PKK Kabupaten Sambas serta tokoh agama dan tokoh masyarakat”, ungkap Satono.
Ia menerangkan, dalam kacamata agama pun dikatakan generasi yang mandiri, sehat dan kuat akan menciptakan kemajuan generasi suatu bangsa.
“Pada lima abad yang lalu, Allah SWT sudah mengingatkan umat manusia dan hendaklah diantara kita takut lahir generasi zuriat yang lemah, berpenyakitan, tidak pintar termasuk Stunting,” terang Satono.