INIBORNEO.COM, Pontianak – Lomba tangkap babi kembali digelar dalam Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-39 Kalimantan Barat, Jumat, (23/5/2025). Tradisi ini sempat vakum, tapi tahun ini dihidupkan lagi dan langsung mendapat sambutan besar dari masyarakat.
Ketua Panitia PGD 2025, Martinus Sudarno, menegaskan lomba ini bukan sekadar hiburan, melainkan bagian dari budaya kampung yang harus dijaga.
“Ini permainan tradisional yang biasa digelar saat momen penting. Sekarang kami hidupkan kembali,” katanya ditemui saat kegiatan yang digelar di Rumah Radangk, Pontianak, Kalimantan Barat.
Sebanyak 32 peserta yang terbagi menjadi 30 peserta pria dan dua wanita ini berasal dari berbagai sanggar dan perwakilan kabupaten/kota. Peserta ditantang menangkap babi dengan mata yang ditutup dengan kain.
“Antusiasme tinggi. Penutup mata bikin suasana makin seru,” tegas Martinus.
Babi yang ditangkap tidak diberikan kepada peserta. Akan dipotong saat acara penutupan dan dimakan bersama. Peserta tetap mendapat hadiah dari panitia.
“Babi bukan untuk peserta. Tapi untuk makan bersama. Hadiah tetap disiapkan,” tutupnya.
PGD Kalbar 2025 membuktikan tradisi tetap hidup kalau dibawa turun ke lapangan, bukan sekadar dikenang. Hal ini juga menjadi simbol adat masyarakat dayak yang merayakan panen dengan menangkap babi.