INIBORNEO.COM, Pontianak – Buku cerita rakyat Kalimantan Barat Tiga Dara yang ditulis oleh Abdul Halim Ramli resmi disosialisasikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Barat, Rita Hastarita, pada Rabu, 6 November 2024, di ruang Theater SMA Negeri 1 Pontianak. Acara ini dihadiri oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pontianak, Indang Maryati, serta ratusan pelajar dan guru pendamping dari berbagai sekolah di Kota Pontianak. Hadir pula komunitas pendongeng Borneo Kids – Kampung Dongeng Kalimantan Barat dan Indosat dengan brand 3.
Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita, menyambut positif penerbitan buku Tiga Dara ini, yang dianggap penting untuk memperkaya wawasan budaya generasi muda. “Buku ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai masyarakat lokal. Kami berharap kehadiran buku ini dapat meningkatkan literasi budaya dan mendorong generasi muda untuk lebih menghargai kebudayaan Indonesia,” ujarnya.
Rita juga berterima kasih kepada penulis yang telah menghadirkan kembali cerita rakyat melalui buku ini sebagai upaya peningkatan literasi. “Literasi itu penting, karena selain meningkatkan kemampuan verbal, juga memberikan inspirasi,” tambahnya. Ia berharap melalui cerita rakyat seperti Tiga Dara, anak-anak bisa lebih memahami dan menghargai sejarah serta budaya Kalimantan Barat, dan menularkan pengetahuan itu ke teman-teman lainnya.
“Selama ini kita masih kekurangan buku cerita yang memuat muatan lokal. Masih banyak cerita sejarah dan tokoh-tokoh lokal yang belum tertulis dan diketahui publik. Jika tidak didokumentasikan, kisah-kisah ini bisa hilang dan tidak sampai ke generasi mendatang,” imbuh Rita.
Kepala SMA Negeri 1 Pontianak, Indang Maryati, juga menyambut baik kehadiran buku ini. Menurutnya, di tengah era digital yang kian maju, anak-anak cenderung lebih fokus pada gawai dan permainan. Kehadiran buku seperti Tiga Dara diharapkan mampu menarik minat baca anak-anak.
“Kita punya banyak cerita lokal yang sarat manfaat dan bisa mengubah etika serta moral menjadi lebih baik. Dengan membaca buku ini, anak-anak akan mendapatkan pengetahuan baru dan lebih memahami budaya lokal,” ujarnya.
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), melalui brand 3, turut mendukung penerbitan buku Tiga Dara sebagai bentuk pelestarian budaya lokal. EVP Head of Circle Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua Indosat Ooredoo Hutchison, Swandi Tjia, menyatakan bahwa perusahaan mendukung pelestarian budaya lokal di tengah perkembangan teknologi digital.
“Buku Tiga Dara memberikan pengalaman membaca yang mengajak generasi muda memahami kekayaan tradisi lokal. Kami berharap inisiatif ini dapat mendorong mereka untuk kembali menghargai kisah-kisah rakyat dan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh nenek moyang,” ujarnya.
Inisiatif Indosat dalam penerbitan buku cerita rakyat ini merupakan bagian dari tujuan perusahaan untuk memberdayakan generasi muda Indonesia. Melalui buku ini, diharapkan nilai-nilai kehidupan seperti kebersamaan, kejujuran, keberanian, dan kesetiaan dapat ditanamkan di kalangan anak muda. Dengan langkah ini, Indosat berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa di tengah era modernisasi.
“Dukungan terhadap publikasi Tiga Dara adalah bagian dari komitmen kami untuk terus memberdayakan masyarakat Indonesia. Semoga buku ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan melestarikan warisan budaya Nusantara,” tutup Swandi.