INIBORNEO.COM, Kuching – Tiga hari gelaran Rainforest World Music Festival (RWMF) pada 28 hingga 30 Juni 2024, sukses menarik pengunjung hingga 26 ribu orang. Pemerintah Sarawak mengklaim, jumlah ini melampaui jumlah pengunjung tahun-tahun sebelumnya, bahkan tercatat sebagai jumlah pengunjung tertinggi sepanjang sejarah Rainforest World Music Festival diadakan.
“Pengunjung terbanyak tahun ini, berasal dari Indonesia, Singapura dan Brunei Darussalam. Kami bangga dapat menyoroti peran festival dalam mempromosikan pertukaran budaya dan kesadaran lingkungan. Sejalan dengan tema ‘Evolusi’ tahun ini, RWMF 2024 berfungsi sebagai sebuah platform untuk mengadvokasi pariwisata berkelanjutan dan praktik konservasi,” ujar Menteri Pariwisata, Industri Kreatif & Seni Pertunjukan Sarawak, YB Dato Sri Haji Abdul Karim Rahman Hamzah saat menutup pagelaran RWMF 2024 di Dewan Lagenda, Sarawak Cultural Village, Santubong.
Tahun ini merupakan ke-27 kalinya RWMF digelar di Sarawak Cultural Village (Kampung Budaya Sarawak), Santubong, Kuching. Meski diselingi dengan guyuran hujan pada hari kedua dan penutupan, namun tak menyurutkan semangat pengunjung untuk menyaksikan pagelaran musik dan budaya ditempat tersebut. Terbukti jumlah pengunjung malah meningkat pesat hingga 35 persen dari tahun sebelumnya.
Bintang tamu utama tahun ini adalah musisi asal Jepang peraih Grammy Award dan Golden Globe, Kitaro, yang disebut-sebut turut andil dalam meningkatnya jumlah pengunjung. Selain itu, ada musisi muda berbakat Belle Sisoski yang mendapat sambutan hangat saat menutup hari pertama RWMF dengan musiknya yang energik. Dan deretan artis lainnya seperti: Ensemble Melayu Nusantara, Nisa Addina n Tribal Tide, The Borneo Collective, hingga Rhythm Rebels Feat. Selonding Bali Aga, turut menyemarakkan panggung RWMF tahun ini.
Kemudian di hari kedua, panggung RWMF menyoroti musisi asal China, Nini, dengan penampilan musik kerasnya yang spektakuler, dan penyanyi legendaris Malaysia, Dato Zainal Abidin, yang ditunggu-tunggu penonton diakhir hari kedua. Disamping itu, pertunjukan dan bengkel seni dari musisi-musisi lain, seperti: The Colour Of Sound’s Malaysia, Alena Murang, Tuni Sundang, Marhan dan Mohram, tentu saja ikut membuat tiket hari pertama dan kedua ludes terjual.
Di hari ketiga, penampilan band asal Indonesia, Krakatau Ethno sukses memukau penonton dengan nada-nada tingginya. Kemudian ada Alright Mela Meets Santoo (Pakistan, Perancis), Bourbon Lassi, grup band Salammusik dan ditutup dengan penampilan Havana Social Club (Kuba, Amerika Serikat, Norwegia, Kolombia dan Inggris) yang mampu mengajak para penonton ikut bergoyang ditengah gerimisnya hujan.
Setidaknya ada 72 musisi internasional dan 75 musisi lokal yang membentuk 22 grup penampil dalam ajang musik bergengsi ini.
Musisi Indonesia
Musisi dari Indonesia juga ikut serta dalam Rainforest World Music Festival 2024. Mereka adalah Rizal Hadi & Folk, Rhythm Rebels featuring Selonding Bali Aga dan Krakatau Ethno.
Mereka tampil secara bergiliran selama tiga hari pagelaran musik tersebut. Hanya Rizal Hadi & Folk yang tidak tampil di panggung utama, melainkan memberikan pelatihan instrumen recycle. Sedangkan Krakatau Ethno, tampil di RWMF bukan pertama kalinya.
Tema Evolusi
Sejalan dengan tema ‘EVOLUSI’ tahun ini, RWMF 2024 memenuhi janjinya menjadi tempat meleburnya beragam budaya, platform pertukaran ideologi, dan inisiatif lingkungan yang berkelanjutan. Keberhasil RWMF dalam menginisiasi keberlanjutan terlihat jelas saat festival berakhir dimana tidak tampak satu pun sampah berserakan. Lingkungan sekeliling terlihat bersih, bebas sampah dan tampak sama seperti saat festival belum berlangsung.
Sarawak Tourism Board (STB)/ Dewan Pariwisata Sarawak selaku promotor RWMF sukses memberikan contoh dan advokasi pariwisata yang bertanggung jawab. Selama 3 hari festival berlangsung, kawasan Kampung Budaya Sarawak diisi dengan sejumlah stasiun ramah lingkungan untuk sampah daur ulang dan stasiun air dimana-mana untuk memastikan tidak ada penggunaan botol plastik sekali pakai. Selain itu STB juga menyediakan bus antar-jemput gratis dari pusat kota ke lokasi festival dan sebaliknya, untuk mengurangi karbon emisi. Inisiatif-inisiatif ini menginspirasi perubahan positif untuk masa depan yang lebih sadar lingkungan.
Dedikasi RWMF terhadap keberlanjutan juga diperkuat dengan adanya gerai “Green Ruai“, sebuah kawasan khusus yang memamerkan inovasi dalam praktik berkelanjutan melalui kemitraan dengan pihak-pihak penting seperti Sarawak Energy, Eco Green Planet dan Perusahaan Kehutanan Sarawak.
“Rainforest World Music Festival 2024 bukan sekedar perayaan musik dan budaya; ini adalah sebuah komitmen terhadap keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan hidup,” pungkas YB Dato Sri Haji Abdul Karim Rahman Hamzah.
Rainforest Youth Summit (RAYS)
Sebelum acara festival, masih dalam rangkaian RWMF, Dewan Pariwisata Sarawak (STB) telah menyelenggarakan Rainforest Youth Summit (RAYS) 2024 untuk pertama kalinya, pada tanggal 26 hingga 28 Juni lalu.
Kegiatan ini melibatkan 1000 anak muda dari 10 negara ASEAN yang mewakili lebih dari 40 negara ASEAN. Sebagian besar mereka merupakan mahasiswa/i dari berbagai universitas di negara ASEAN. Tujuan dari KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ini sangat sejalan dengan RWMF 2024, yaitu menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam upaya keberlanjutan dan konservasi.
Pertemuan ini mempertemukan kaum muda, pakar-pakar di berbagai bidang seperti pemberdayaan pemuda, suara masyarakat adat dan advokasi kreatif serta masyarakat sipil dari seluruh dunia, terutama kaum muda untuk menetapkan agenda masa depan berkelanjutan bagi semua orang. Pertemuan tahun ini menyorot upaya konservasi Sarawak dan komunitas adat dalam pelestarian alam dan kelanjutannya.
Ke depan, RAYS akan menjadi event tahunan yang diinisiasi oleh STB . Konferensinya akan diadakan dalam siklus 3 tahun, dimana Sarawak akan menjadi tuan rumah selama dua tahun berturut-turut.
“Dan pada tahun ketiga, STB berharap salah satu negara ASEAN bersedia menjadi tuan rumah. Siklus ini selanjutnya akan terulang di Sarawak dan negara ASEAN lainnya,” katanya.