INIBORNEO.COM, KAPUAS HULU – Srikandi Ganjar Kalbar mengajak para perempuan milenial di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mengolah daun nyiur atau daun kelapa menjadi produk rumah tangga yang bernilai ekonomis. Meski sederhana, sapu lidi yang diolah dari daun kelapa ini, memiliki banyak manfaat untuk para ibu dalam keseharian mereka, bahkan bernilai ekonomis hingga ke pasar dunia.
Edukasi yang digagas oleh Srikandi Ganjar ini berlokasi di Dusun Mentara, Desa Nanga Kalis, Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu.
“Jadi, sebenarnya Srikandi Ganjar Kalbar menginisiasi kegiatan ini terutama di Kapuas Hulu karena kita merasa bahwa perempuan milenial yang ada sekarang ini perlu untuk diberdayakan,” ucap Koordinator Wilayah Srikandi Ganjar Kalbar, Putri Adelia.
Wanita yang akrab disapa Adel itu menyebut bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sapu lidi pun sangat mudah ditemukan.
Hal ini lantaran kawasan Kapuas Hulu memang memiliki komoditas perkebunan yang melimpah, di antaranya kelapa dan kelapa sawit.
Para perempuan milenial itu begitu menikmati setiap proses pembuatan sapu lidi, mulai dari menyiapkan daun nyiur, merautnya satu demi satu, hingga mengikatnya menjadi satu.
“Kan, ada banyak banget nih sumber inovasi yang bisa dilakukan dan salah satunya kami mengadakan pelatihan ini pembuatan sapu lidi supaya nanti bisa dikembangkan dan dijual,” ungkap dia.
Meski terdengar sederhana, pada sejumlah daerah di Indonesia produk sapu lidi dari bahan daun kelapa atau nyiur berhasil menembus pasar internasional.
Selayaknya garda perempuan milenial, loyalis Ganjar Pranowo itu memproyeksikan dalam kegiatan selanjutnya bakal terus mengasah kreativitas dan inovasi perempuan-perempuan di 14 kota/kabupaten Provinsi Kalimantan Barat.
Salah satu peserta, Nabila (17) mengaku adanya pelatihan ini dapat mendorong kreativitas perempuan milenial guna mengoptimalkan keanekaragaman hayati menjadi suatu barang bernilai ekonomis.
“Menurut saya kegiatan hari ini sangat seru, menginspirasi banyak perempuan, menambah wawasan dan menambah penghasilan di kehidupan sehari-hari karena sapu lidi ini bisa dijual,” kata Nabila. (*)