Perkuat Konsolidasi Tingkat Daerah, Upaya Percepatan Penurunan Stunting

  • Share

INIBORNEO.COM, Kubu Raya – Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar bersama Komisi 9 DPR-RI terus menggenjot konsolidasi dan sosialisasi untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kubu Raya. Gaung menikah diusia matang, persiapan dan pembinaan remaja untuk berumah tangga hingga edukasi keluarga berencana yang berkualitas terus dikumandangkan sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi stunting pada generasi selanjutnya. 

“Salah satu pencegahan stunting yaitu dengan menghindari pernikahan dini. Calon pengantin setidaknya harus diberikan pelatihan minimal 3 hari minimal untuk diberi pemahaman tentang pokok-pokok ajaran Islam, jika yang beragama Islam. Karena rumah tangga yang mencintai Penciptanya akan dibekali pemahaman yang sama, sehingga meskipun memiliki perbedaan pendapat tetap bisa saling memahami. Begitu juga dalam hal mengasuk anak. Selain mental, fisik yang sehat juga diperlukan untuk mempersiapkan kehamilan,” jelas anggota DPR RI Komisi 9, H. Aliffudin yang menyampaikan pesannnya secara virtual dalam kegiatan Konsolidasi dengan pemangku kebijakan tingkat daerah di Desa Kuala Mandor, Kubu Raya, Kamis (23/11)

Selain calon pasangan muda,  orang tua juga turut berperan dalam menjaga generasi agar tidak terjadi nikah muda apalagi hamil sebelum menikah. Dari pernikahan yang sehat dan terencana, tambahnya, dapat melahirkan anak-anak yang juga sehat, berkualitas dan tidak stunting. 

“Berikan pemahaman untuk berencana sebelum menikah,” tambahnya. 

Selanjutnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB, Dyah Pitaloka menambahkan langkah selanjutnya agar anak tidak terlahir stunting yaitu dengan menjaga asupan gizi 1000 pertama kehidupan anak sejak masih janin hingga berusia 2 tahun. Setelah menikah, pasangan muda yang berencana memiliki anak juga harus diberikan asupan vitamin yang baik. Salah satunya pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada remaja putri dan pemberian asam folat serta zinc untuk meningkatkan kualitas sperma pada pria. 

“Mulai dari janin, ibu hamil jangan sampai kurang energi kronis. Lingkar lengan harus berukuran normal. Pemantauan kesehatan janin harus rutin,” jelasnya.

Begitu pula setelah masa lahiran. Pemberian ASI, imunisasi, pemantauan tumbuh kembang dan pola asuh turut menjadi andil untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. 

“Pola makanan dengan gizi yang seimbang, mempersiapkan makanan pendamping ASI dengan tangan yang bersih. Lingkungan yang bersih dengan sanitasi yang baik juga harus dilakukan,” jelasnya lagi. 

Ia mengungkapkan angka stunting di Kubu Raya masih tinggi yaitu 7,9 persen. Artinya 1 dari 10 anak di Kubu Raya mengalami stunting. Di Kubu Raya ada 2500 anak yang terdata. Sehingga pemahaman dan edukasi pada ibu dan remaja harus terus dilakukan guna mempercepat kan penurunan angka stunting di Kubu Raya. 

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *