INIBORNEO, Pontianak – Ekonomi syariah telah menjadi sumber ekonomi baru dengan pertumbuhan yang tinggi dan permintaan besar secara global. Bahkan beberapa negara telah menjadikan sektor ekonomi syariah menjadi pusat kegiatan utama.
“Bank Indonesia berinisiasi mengembangkan ekonomi syariah agar bisa tumbuh lebih baik dan kita bukan hanya menjadi objek tapi juga menjadi pelaku dalam pengembangan ekonomi syariah. Untuk bisa menjadi subjek tentu harus ada kontribusi semua pihak,” kata Agus Chusaini, selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar.
Salah satu upaya untuk mendorong pengembangan ekonomi syariah yaitu dengan menyelenggarakan Gema Ekonomi Syariah Kalimantan Barat 2022. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dengan berbagai stakeholders yakni pemerintah daerah, kementrian agama, perbankan syariah serta akademisi. Rangkaian kegiatan ini terbagi menjadi 2 kegiatan utama yakni pre-event dan main event.
Pre-event terdiri dari rangkaian lomba dan pemilihan ponpes dan lembaga Ziswaf Unggulan yang dijurikan oleh Bank Indonesia, Kementrian Agama dan akademisi Untan. Selain itu ada juga edukasi terkait digitalisasi masjid dan transaksi menggunakan QRIS untuk zakat dan sedekah yang juga bekerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia Kalimantan Barat pada 18 Maret 2022.
Pada main event terbagi menjadi 2 kegiatan, yakni Sharia Forum dan Sharia Fair.
Sharia Forum akan dilangsungkan pada tanggal 28-31 Maret 2022 dibuka dengan opening ceremony, Edukasi Sertifikasi Halal, Kurasi Produk IKRA, Tablig Akbar dan Seminar pengembangan kemandirian pesantren, serta business matching UMKM bekerja sama dengan perbankan di Kalbar untuk memperluas akses keuangan UMKM.
Sedangkan Sharia Fair merupakan pameran akan hasil produk UMKM. Tujuannya untuk meningkatkan transaksi UMKM dan pencapaian target QRIS melalui kerjasama dengan perbankan, serta sosialisasi edukasi cinta bangga rupiah. Kegiatan ini akan dilangsungkan di GAIA Mall pada 1 April – 8 Mei 2022.
Peran Indonesia dalam industri syariah dunia dapat terlihat dari peringkat berbagai indikator dunia, antara lain Indonesia menduduki peringkat 4 dalam sektor Halal Food, peringkat 6 untuk Travel Muslim Friendly dan peringkat 3 dalam Industri Fashion Syariah.
“Ekonomi syariah itu tidak hanya industri keuangan, walaupun awal mulanya berasal dari industri keuangan. Akan tetapi kami optimis jika industri keuangannya berkembang dengan baik maka industri yang lain akan ikut juga karena sebenarnya industri itu mengikuti kebutuhan,” jelas Agus.
Agus juga menuturkan bahwa Gema Ekonomi Syariah Kalimantan Barat 2022 ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antar stakeholders, dapat mengakselerasi perputaran siklus perekonomian, mampu mendorong tranformasi digital serta memperkuat Nation Branding produk unggulan daerah.
“Oleh karena itu, Bank Indonesia berinisiasi membuka kepada masyarakat dan orang-orang yang tertarik pada ekonomi syariah untuk mendukung, serta para pemerhati ekonomi syariah untuk sama-sama membangun ekonomi syariah di Kalbar,” tutupnya.