INIBORNEO, Pontianak – Kenaikan harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan tajam, tercatat pada Kamis (3/3) lalu telah menembus USD 110 per barel, menyusul konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas. Harga minyak mentah dunia ini adalah yang tertinggi sejak tahun 2014 yang rata-rata mencapai USD 93,17 per barel.
Menanggapi hal tersebut, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kalimantan Barat (Kalbar) memiliki kekhawatiran akan kenaikan harga gas LPG non subsidi 5,5 Kg dan 12 Kg akan membuat konsumen beralih menggunakan LPG subsidi 3 Kg.
Hal tersebut disampaikan oleh Wendi Jayanto, Korwil Hiswana Migas Rayon 5 Kalimantan Barat. Wendi mengungkapkan meskipun khawatir trend konsumsi masyarakat akan bergerak ke LPG subsidi, namun Wendi mendukung adanya kenaikan harga produk mengingat harga minyak dan gas dunia terus naik.
Wendi menegaskan untuk harga gas LPG Subsidi 3 Kg belum mengalami kenaikan alias tetap, dengan harga normal yaitu Rp 16- 18 ribu per tabung. Ia mengamini perbedaan harga yang cukup besar dengan produk Bright Gas 5,5 Kg yang berada di kisaran harga Rp 94.000 per tabung dan ukuran 12 Kg yang naik menjadi Rp 197.000 per tabung.
“Melihat disparitas harga yang sangat jauh, ditambah dengan situasi pandemi dan situasi ekonomi dunia yang tidak stabil, bisa menjadi penyebab adanya migrasi konsumen dari pengguna nonsubsidi ke elpiji subsidi”, ujar Wendi.
Untuk itu Wendi mengajak masyarakat mampu mengkonsumsi bahan bakar non subsidi. “Pertamina terus berupaya menjaga saluran distribusi dan penyediaan LPG demi energi kebahagiaan keluarga Indonesia terus menyala. Maka gunakanlah LPG sesuai dengan kemampuan, jangan gunakan LPG subsidi karna diperuntukan bagi masyarakat kurang mampu atau miskin. Jangan kita rampas hak mereka yang tidak mampu,” harapnya.
Hal senada disampaikan oleh Area Manager Communication & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Susanto August Satria. Satria menyebutkan bahwasanya Pertamina terus mencermati kenaikan harga minyak mentah dunia dam berkomitmen dalam menjaga pasokan serta distribusi energi hingga ketangan masyarakat meskipun dihadapkan dengan tantangan harga minyak mentah dunia yang terus melambung.
Demi menjaga pemanfaatan LPG sesuai kebutuhan, Satria berharap dukungan dan sinergitas dari semua pihak dalam pengawasan produk LPG subsidi agar dapat dimanfaatkan bagi yang benar membutuhkan.
“Karena LPG bersubsidi 3 kilogram tersebut hanya diperuntukan bagi masyarkat kurang mampu atau miskin, kami harap masyarakat yang lebih mampu dapat menggunakan produk LPG Bright Gas 5,5 Kg ataupu produk LPG 12 Kg”, tutur Satria.