INIBORNEO.COM, Samarinda — Pemprov Kalimantan Timur mengucurkan dana segar senilai total Rp44 miliar untuk mengatasi stunting kepada 841 desa atau masing-masing menerima Rp50 juta per desa.
Gubernur Kaltim H Isran Noor mengatakan selain mengatasi masalah stunting, dana tersebut untuk mengatasi masalah kesehatan dan kegiatan desa terutama sosialisasi penanganan stunting.
“Masalah stunting sudah menjadi prioritas daerah [Kaltim]. Dana itu untuk mempercepat menanggulangi stunting di tingkat desa,” kata Isran Noor dikutip Ini Borneo, Senin (23/4/2021).
Hal itu disampaikannya dalam rapat evaluasi capaian program bangga kencana tingkat provinsi pada Rabu (18/8/2021). Kegiatan tersebut diikuti kepala BKKBN Nasional Hasto Wardoyo.
Isran mengutarakan BKKBN banyak memberikan perhatian kepada Pemprov Kaltim sehingga dia sangat mengapresiasi kerja dan dukungan BKKBN atas program-programnya di desa-desa di Kaltim.
Saat ini Kaltim sedang mengejar target penurunan stunting dari 27,1% menjadi 20% sesuai dengan batas dari WHO. Penanganan stunting menjadi perhatian Kaltim karena Gubernur Kaltim berharap tidak ada generasi dari provinsi ini mengalami hambatan pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas anak.
Sebelumnya, Gubernur menyampaikan penurunan stunting perlu dilakukan dengan pendekatan multi sektor sinkronisasi program pemerintah pusat hingga daerah lokal.
Apalagi, lanjutnya, masalah stunting bukan tugas pemerinta saja tetapi perlu melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama untuk mengedukasi masyarakat tentang stunting.