INIBORNEO.COM, Pontianak – Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kalbar yang di prakarsai GAPKI Cabang Kalbar bertujuan untuk mendukung percepatan realisasi program pemerintah untuk peremajaan sawit rakyat.
“Kami bentuk Satgas dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kalbar dengan melibatkan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspekpir),” ujar Ketua Gapki Cabang Kalbar, Purwati Munawir.
Purwati menjelaskan bahwa Satgas PSR akan berperan membantu pendataan perkembangan pelaksanaan PSR, melakukan identifikasi dan analisa masalah yang dihadapi serta menyampaikan rekomendasi penyelesaian masalah kepada induk organisasi yang diwakili. Sehingga bisa mempercepat realisasi program.
Ketua Aspekpir Kalbar, Marjitan, menambahkan, satgas ini juga berperan untuk memastikan program ini tepat sasaran. Kehadiran Satgas PSR ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pekebun tentang pentingnya peremajaan sawit terhadap kebun yang tidak lagi produktif.
“karena sejauh ini, masih banyak pekebun belum memahami pentingnya peremajaan, sehingga enggan mengikuti program PSR,” kata dia.
Terbentuknya satgas tersebut merupakan kolaborasi nyata antara perusahaan sawit dengan petani, dalam rangka berkontribusi terhadap pengembangan sawit di Kalbar.“Satgas ini merupakan bentuk kebersamaan kami dalam mendorong PSR,” tuturnya.
Untuk diketahui, program PSR merupakan program untuk membantu pekebun rakyat meremajakan kebun kelapa sawit sehingga hasilnya lebih produktif menuju kebun kelapa sawit yang berkelanjutan. Melalui program ini, produktivitas lahan milik pekebun rakyat bisa ditingkatkan tanpa melalui pembukaan lahan baru. Dalam hal ini, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ditugaskan untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana sawit untuk meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia. Dimana luas lahan yang mendapatkan dana PSR dengan luasan 4 hektare per KK petani atau senilai Rp120 juta.
Ketua Apkasindo Kalbar, Indra Rustandi mengatakan, Satgas PSR juga akan menjalankan tugas pendampingan terhadap implementasi PSR yang dilakukan oleh pekebun plasma atau pekebun mandiri. Satgas juga berupaya meningkatkan kesadaran pekebun dengan melakukan sosialisasi kepada mereka tentang perlunya peremajaan kebun sawit tua dan tidak produktif.
Dia menilai, salah satu tantangan dalam mengimplementasikan program PSR di Kalbar adalah karena kurangnya komunikasi dan sosialisasi, sehingga masih ada sebagian pekebun yang belum terjangkau. Menurutnya, para pekebun yang mengajukan program ini sebagian besar adalah petani plasma.
Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Heronimus Hero mengatakan cara terbaik meningkatkan produktivitas sawit adalah dengan melakukan peremajaan. Di Kalbar, dia memperkirakan ada sekitar 100 ribu lahan sawit yang kini berusia tua dan tidak produktif, sehingga layak untuk diremajakan. “Dua tahun terkahir kita baru dapat 14 ribu, tahun ini 12 ribu,” tuturnya
Program ini menurutnya menjadi kesempatan yang baik untuk pekebun sawit untuk meningkatkan produksi sawit milik mereka. Selama ini, rendahnya produktivitas sawit petani rakyat, tak hanya karena usia pohon yang sudah tua, melainkan kesalahan dalam memilih bibit.
“Banyak dulu pekebun menanam bibit pencabutan, sehingga produktivitasnya rendah. Sehingga PSR ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit,” kata dia.