Bekraf Gelar Program Pendampingan Komunitas Kreatif di Singkawang

  • Share

Iniborneo.com, Singkawang – Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada Kamis, 4 Oktober 2018 memulai program “Pendampingan Komunitas Kreatif Bekraf – Tempo Institute” atau Kombet Kreatif selama empat hari ke depan di Singkawang, Kalimantan Barat. Setidaknya ada 40 pelaku ekonomi dan industri kreatif yang terpilih hadir menjadi peserta di Gedung Kominfo, Singkawang.

Singkawang menjadi kota kesembilan yang didatangi program Kombet Kreatif. Yang pertama adalah Kota Padang pada 27-29 September, selanjutnya diikuti oleh Surabaya, Karangasem, Kendari, Maumere, Malang, Bojonegoro, Bandung Barat. Setelah Singkawang, pendampingan Kombet Kreatif akan berlanjut di Belu, Kupang, dan terakhir Merauke.

Program ini bertujuan mempererat jejaring komunitas kreatif di tingkat kota dan kabupaten. Setiap kota, setiap kabupaten, memiliki kekayaan potensi ekonomi kreatif yang unik dan khas. Di Singkawang misalnya, kota yang baru diresmikan pada 2001 ini sangat kuat memiliki potensi di bidang seni tari dan pariwisata dengan keindahan alam laut yang menakjubkan, dan kuliner. Tak heran jika penganan lokal Choi pan dan berbagai kuliner lainnya khas Singkawang menjadi daya tarik sebuah film berskala nasional, Aruna dan Lidahnya yang dibintangi Dian Sastrowardoyo. Komunitas kreatif berbagai bidang di Singkawang perlu berjejaring, berkolaborasi dan menjadi pendorong kemajuan ekonomi kreatif.

“Kami percaya, komunitas kreatif yang berjejaring kuat akan meningkatkan ekonomi kreatif di daerah dan juga bermanfaat di level nasional,” kata Endah Wahyu, Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf.

Program ini menghadirkan kreator inspiratif, ahli pemasaran, dan pakar branding. Di Singkawang, pembicara dari Indonesia Creative Cities Network akan berbagi semangat dan inspirasi. Pada program Pendampingan Kombet Kreatif ini juga akan diperkenalkan skill storytelling, penceritaan, yang sangat penting untuk membangun nilai tambah produk kreatif yang akan disampaikan oleh Qaris Tadjudin, jurnalis TEMPO. Sebab, narasi yang memikat adalah sarana yang ampuh meningkatkan nilai tambah sebuah produk kreatif.

“Kisah yang kuat bisa membangun ikatan antara produk dan konsumen, yang membuat sebuah produk berbeda dengan produk lain yang serupa. Narasi yang bagus sangat dibutuhkan,” kata Mardiyah Chamim, Direktur Eksekutif Tempo Institute.

Lebih dari sekadar pertemuan komunitas, rangkaian lawatan ini adalah sebuah upaya pendampingan komunitas untuk berkolaborasi dengan lebih baik. Kombet Kreatif di Singkawang juga didukung oleh, Pemerintah Kota Singkawang dan KOMINFO Kota Singkawang. Koordinator Lawatan 12 Kota – Kombet Kreatif Tatty Apriliyana menjelaskan, program ini adalah pemantik kolaborasi komunitas kreatif lokal supaya berjejaring lebih kuat. “Selanjutnya, kami berharap komunitas kreatif di Karangasem benar-benar tumbuh solid dan berjejaring kuat.”

Sepanjang 2017, Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif tercatat mencapai Rp 852 triliun. Angka ini diyakini terus meningkat di tahun-tahun mendatang, sebuah perkembangan yang harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan menarasikan dan memasarkan produk bagi pelaku ekonomi kreatif.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *