Wagub Kalbar H. Ria Norsan Menjadi Keynote Speech dengan Materi Masa Depan Mandor dan Pengelolaannya.

- News
  • Share

INIBORNEO.COM, KALBAR – Makam juang Mandor yang berlokasi di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak sebagai tempat pemakaman para korban dalam perlawanan terhadap pendudukan fasisme Jepang di Kalbar merupakan bukti sejarah perjuangan dan simbol persatuan rakyat Kalbar dalam melawan penjajahan, sehingga keberadaan monumen tersebut perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya sebagai Monumen Daerah Kalbar.

Ria Norsan mengatakan, makam juang mandor ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat Kalbar bahwa bagaimana kedepannya makam juang mandor ini akan dikelola sebaik mungkin sehingga nanti akan bisa di kenang oleh masyarakat dan bisa dijadikan tempat objek wisata sejarah yang nantinya generasi kita akan tau bagaimana perjuangan pejuang kita dan mengetahui bahwa mereka dikebumikan di makam juang mandor. kata H. Ria Norsan saat menjadi Narsumber Utama dengan tema “Mandor untuk Kalbar, Indonesia dan Dunia” di Data Analytic Room Kantor Gubernur Kalbar. Senin (29/6/2020)

“Jadi rencana kita adalah pengembangan fungsi lahan sebagai ruang terbuka hijau, kemudian perluasan halaman monumen upacara, pelebaran jalan masuk kelokasi makam, kemudian pembenahan danau makam juang mandor karena airnya sangat jernih sehingga perlu kita kembangkan sebagai objek wisata yang ada di makam juang mandor karena makam juang mandor ini adalah tanggung jawab Pemprov Kalbar,” tuturnya

Masih Kata Orang nomor dua di Kalbar, untuk pendanaannya, Pemprov Kalbar akan melaksanakan pengembangan makam juang mandor ini supaya makam juang mandor ini nantinya tidak hanya sebagai tempat ziarah tetapi juga tempat rekreasi. jelasnya

“Mudah-mudahan dari Pemerintah Kabupaten Landak bisa bisinergi dengan Pemprov Kalbar untuk membangun makam juang mandor ini sehingga nantinya makam juang mandor bisa kenal sejarahnya,”

Dikatakannya, “Kita mulai berfikir ini adalah salah satu makam perjuangan para pejuang kita yang berjuang membela Negara ini yang menjadi korban keganasan Jepang pada saat itu yang telah membunuh para cendekiawan dari berbagai etnis dan agama yang ada di Kalbar sehingga kita kehilangan satu periode regenerasi kita,” ungkapnya

Kemudian kalau kita liat IPM di Kalbar tertinggal dari pada IPM yang ada di Kalimantan itu karena kita kehilangan satu periode regenerasi karena yang dibantai Jepang pada saat itu orang-orang pintar yang ada di Kalbar. jelasnya

Untuk mengimplementasikan Peraturan Gubernur Kalbar Nomor 5 Tahun 2007, Pemerintah Provinsi Kalbar telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2013, Tentang pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007, Tentang Peristiwa Mandor sebagai Hari Berkabung Daerah dan Monumen Daerah Provinsi Kalbar. (r-papiadjie)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *